Segmen Pasar ABG

POPULASI Anak Baru Gede (ABG) yang besar dengan buying power yang semakin bertambah kuat menjadikan segmen pasar ABG incaran para pemasar produk, sebab segmen pasar ABG juga dapat menjadi penggerak (trendsetter) bagi lifestyle. Kelabilan sifat dan suka ketidakmapanan menjadikan segmen pasar ABG sangat mudah dipengaruhi informasi dari promosi yang mendorong terjadinya brand switching karena keingintahuan mereka dalam mencoba produk yang menarik hatinya, ingin tampil atau mengkonsumsi produk lebih dahulu (lebih cepat) dibanding yang lain, atau ingin diperhatikan dan dikagumi oleh lingkungannya sehingga eksistensinya diakui.

Produk-produk yang dapat dipasarkan kepada segmen pasar ABG cukup beragam. Di antaranya fashion (baju, tas, parfum, sepatu, asesories); musik (CD, DVD, Film, pertunjukan); elektronik (handpone, notebook, radio, TV); kendaraan (sepeda motor, mobil); alat kecantikan dan kosmetik; makanan dan minuman serta jasa (operator seluler, pemeliharaan kecantikan dan kesehatan, potong rambut, pendidikan, café, mall, dan bioskop). Ragam produk di atas dapat menjadi tantangan bagi pebisnis untuk selalu mengikuti kedinamisan citarasa segmen pasar ABG ini, karena besarnya jumlah segmen serta buying power yang dimiliki segmen ini sudah barang tentu menjadi incaran pebisnis baru untuk ikut masuk dan meraih keuntungan di segmen ini. Bahkan jika segmen ini tetap dapat ‘dikuasai’ oleh pebisnis maka segmen pasar ABG ke depan juga sangat menjanjikan, karena segmen pasar ABG akan menjadi segmen dewasa yang membutuhkan produk berbeda yang dapat menjadi peluang baru untuk dapat dipenuhi kebutuhannya.

Segmen pasar ABG sangat tertarik dengan kemajuan teknologi, sehingga informasi (termasuk informasi produk) dan teknologi terbaru menjadi santapan harian mereka. Oleh karenanya pemasar dalam mengedukasi, dan mempromosikan produk dapat memanfaatkan jejaring sosial yang sangat dekat dengan mereka seperti Facebook, MySpace, atau Blog. Melalui media ini akan mempermudah pemasar memasuki lingkungan kehidupan segmen pasar ABG mengingat mereka sangat erat hidup dalam komunitasnya. Tetapi pemasar produk yang ingin produknya diterima oleh segmen pasar ini harus tetap memperhatikan kualitas produk yang dipasarkannya, karena segmen pasar ABG yang haus informasi ini memiliki referensi kuat tentang kualitas produk.

Disamping buying power yang dimilikinya, segmen pasar ABG juga sudah memiliki kemandirian dalam memutuskan dan melakukan pembelian produk. Mereka tidak lagi tergantung kepada orang tua karena diusia sekitar 13-19 tahun, mereka sudah ‘dipercaya’ orang tuanya untuk mengelola uang saku mereka sendiri dan membelanjakannya untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Oleh karenanya promotional mix yang dilakukan oleh pemasar harus dengan komunikasi yang langsung ditujukan ke segmen pasar ini dengan mendesainnya sesuai dengan gaya bahasa, cara menerima dan berfikir mereka yang sedang membutuhkan identitas baru ini. Promotional mix yang dijalankan pemasar harus dikemas dengan bahasa ‘gaul’ sehingga tidak terasa ‘aneh’ ditelinga dan komunitas mereka. Dalam memasarkan produk, pemasar dapat juga menggunakan selebriti idola segmen pasar ABG karena hal itu akan membantu pemasar memasuki dan diterima oleh komunitas ABG ini.

Industri Kreatif

KEBUTUHAN adanya lapangan kerja yang terus bertambah seiring dengan bertambahnya angkatan kerja mengharuskan pemerintah dan pebisnis untuk kreatif dalam menciptakan lapangan kerja baru. Angkatan kerja Indonesia bulan Februari 2009 berjumlah 113,74 juta orang dengan jumlah penduduk yang bekerja pada waktu yang sama sebesar 104,49 juta orang. Industri merupakan salah satu jenis kegiatan produksi yang dapat didayagunakan untuk terciptanya lapangan kerja baru yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang signifikan pada pendapatan daerah dan negara. Sub industri yang berpeluang dapat dikembangkan dan dapat memberikan value added (nilai tambah) tinggi adalah industri kreatif.

Adapun kegiatan yang termasuk industri kreatif adalah: (1) Arsitektur, yaitu semua aktivitas yang berkaitan dengan tatakota, arsitektur serta konstruksi bangunan, dan lain-lain. (2) Desain Fashion, yaitu semua aktivitas yang berkaitan dengan kreasi dan penciptaan desain dan produksi pakaian, aksesori, dan lain-lain. (3) Desain, yaitu kegiatan yang mencakup bidang antara lain desain grafis, interior, produk, merek, dan logo (4) Film/Video dan Fotografi, yaitu semua kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa fotografi dan produksi film. (5) Kerajinan yaitu sektor industri yang berkaitan dengan produksi dan distribusi produk-produk kerajinan. (6) Layanan Komputer dan Piranti Lunak, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi termasuk di dalamnya pengembangan software dan web design.

(7) Musik, yaitu semua aktivitas yang menyangkut proses penciptaan lagu, rekaman suara, komposisi musik termasuk pertunjukan musik, dan produksi album lagu. (8) Periklanan, yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan produksi material iklan, produksi iklan, baik di media cetak ataupun elektronik. (9) Pasar Seni dan Barang Antik yaitu sektor yang berkaitan dengan pemeliharaan maupun perdagangan produk-produk antik. (10) Permainan Interaktif, yaitu proses produksi maupun distribusi dari software untuk game online atau video yang bersifat interaktif. (11) Penerbitan dan Percetakan yaitu sektor yang meliputi kegiatan yang berkaitan dengan penulisan atau penerbitan buku, koran, majalah, tabloid, dan lain-lain. (12) Riset dan Pengembangan, yaitu aktivitas di sektor industri yang berkaitan dengan menemuan inovasi, metode, atau teknologi baru yang bisa menjadi solusi bagi peningkatan kualitas produk, dayaguna dan optimalisasi sumberdaya. (13) Seni Pertunjukan, yaitu kegiatan kreatif seperti pertunjukan tarian, drama, musik tradisional dan modern, teater, opera, dan lain-lain. Dan terakhir adalah Televisi dan Radio, yaitu kegiatan produksi dan penyiaran serta transmisi televisi dan radio.

Begitu luasnya cakupan industri kreatif tersebut, maka tiap daerah dapat menggali kemampuan dan potensi industri kreatif unggulan di daerahnya, dengan mendasari pada kekuatan lokal yang dimilikinya. Melalui kreativitas dalam penciptaan produk (barang, jasa, ide) yang tumbuh berdasarkan kekuatan lokal akan memberikan sifat unik dan value added tinggi pada produk, tidak mudah ditiru dan memiliki daya saing tinggi dibandingkan dengan hasil industri kreatif daerah atau negara lain, sehingga produk tersebut memiliki usia produk yang lebih panjang. Untuk mencapai kondisi seperti itu maka pemerintah daerah harus menyediakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri kreatif di daerahnya.

Pemerintah daerah dapat memulai dengan menggali potensi industri kreatif yang ada di daerahnya, kemudian melakukan pemetaan industri kreatif unggulan daerah agar lebih mempermudah dalam pengembangannya. Dukungan regulasi tentang pengembangan industri kreatif harus dilakukan Pemda agar mereka dapat lebih serius dan fokus dalam pengembangannya. Karena masih banyak dijumpai di daerah bahwa pengembangan industri kreatif di daerah baru sampai pada tahap ‘keinginan’ saja belum diwujudkan dalam program kerja dan anggaran yang cukup memadai bagi pengembangan industri kreatif di daerah. Sedangkan bagi pihak produsen dan pelaku bisnis UKM harus terus berusaha keras kreatif dan inovatif dalam mewujudkan produk-produk berdaya saing kuat, dan memperluas pasar produknya baik di pasar domestik ataupun luar negeri. Kemajuan teknologi yang begitu pesat sangat membantu pengembangan industri ini serta memperluas dan mempercepat pemasaran produk-produk industri kreatif ini. Begitupula peran aktif perbankan dalam membantu modal kerja dengan tingkat bunga yang ‘rasional’ akan sangat membantu UKM di industri kreatif ini untuk tumbuh dan berkembang seiring perkembangan pasarnya.

Peningkatan kualitas SDM di industri ini melalui pendidikan formal, pelatihan dan workshop menjadi keharusan, agar daya saing produk ataupun manajemennya menjadi kuat secara berkelanjutan. Oleh karenanya peran perguruan tinggi yang terkait dengan pengembangan industri kreatif menjadi sangat penting, karena perguruan tinggi akan dapat menyediakan dan mengajarkan metode, teknis, dan manajemen bagi pengembangan industri ini. Begitupula sharing pengalaman antar produsen di industri ini harus difasilitasi oleh Pemda sehingga dapat mempercepat munculnya kreatifitas dan inovasi baru serta kerjasama antara produsen untuk memperkuat daya saing produk. Jika industri kreatif ini dapat berkembang secara berkelanjutan maka disamping dapat memberikan pendapatan dan keuntungan dari setiap aktivitas bisnis, juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan asli daerah serta menciptakan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Konsumen Premium

KONSUMEN premium meskipun jumlahnya relatif terbatas, tetapi tetap menjadi bidikan pemasar produk. Sebab, konsumen ini cenderung mudah atau boros dalam membelanjakan uangnya, bilamana ia tertarik pada produk-produk berkelas tinggi  meskipun harga beli produk mahal. Hal ini ini menjadi daya tarik utama bagi pemasar produk karena margin keuntungan yang diperoleh pemasar lebih besar ketika menjual produk premium ke konsumen premium, dibandingkan dengan menjual produk non premium.

            Produk-produk premium yang diincar konsumen premium sangat beragam. Dari kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pribadi, sampai kebutuhan kantor. Sebagai contoh, mobil premium: merk  Audi, Ferrari, Dn Mercerdes Benz. Fashion: merk Gucci, Chanel. HP Vertu dari Nokia atau HP Nokia 8800, berlapis emas dan platinum Princess Edition seharga Rp 187 juta. Apartemen Pakubuwono. Furniture:merk DaVinci, dll.           

Untuk dapat melayani dengan baik konsumen ini, maka pemasar harus mengetahui secara baik perilaku konsumen ini, diantaranya adalah:

1)    Mudah membelanjakan uangnya dalam jumlah besar untuk produk yang disukai, karena konsumen ini memiliki pendapatannya tinggi dan memiliki keinginan (fantasi) tertentu.

2)    Akan segera membeli produk versi baru dengan merk yang sama bahkan mengkoleksinya.

3)    Mengutamakan membeli produk berkualitas tinggi yang memiliki brand image tinggi (bergengsi). Ingin diakui sebagai masyarakat kelas atas.

4)    Ingin dilayani secara personal dan cenderung “cerewet” dalam pelayanannya tetapi cenderung menjadi konsumen yang loyal.

Agar memperoleh hasil optimal maka pelayanan untuk konsumen premium:

1)    Perlu dilakukan oleh tim pemasaran khusus, agar dapat melayani konsumen ini dengan fokus dan prima dengan selalu menunjukkan care kepada konsumen.

2)    Perlu diketahui secara detail informasi tentang diri konsumen agar pemasar produk dapat melayaninya dengan baik.

3)    Untuk memegang konsumen ini agar tidak berpindah merek (brand switching), dapat diberikan bonus/hadiah mengejutkan  di hari-hari khusus bagi konsumen (ulang tahun kelahiran, ulang tahun perkawinan, atau hari-hari besar).

4)    Perlu pelayanan secara rutin dengan memberikan informasi-informasi baru tentang produk agar konsumen ini merasa dekat dengan produsen dan memperoleh perhatian tinggi.

5)    Jika diperlukan, pemasar dapat melakukan inisiatif membentuk brand community untuk pengguna produk sejenis.

6)    Pemasaran produk dapat dilakukan diantaranya melalui Personal Selling, atau tempat-tempat khusus, misalnya : Show Room, Butik, Galeri, atau Pameran khusus, yang sangat menjaga privasi pribadi konsumen premium ini.

About this blog

Labels